Klaten.co – Dari data yang dihimpun di Dinkes Klaten, sebaran kasus Demam Berdarah (DBD) hingga pekan ketiga 2024 terdapat 14 kasus dan tersebar di sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Manisrenggo, Juwiring, Cawas, Trucuk, Bayat, Karangnongko, serta Prambanan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan pada pekan pertama dan kedua Januari 2024 total ada delapan kasus DBD. “Untuk sampai pekan ketiga ada 14 kasus yang dilaporkan DBD. Tidak ada yang meninggal. Ini menurun dibandingkan Januari 2023 yang sampai 25 kasus,” kata Anggit, Rabu (31/1/2024).
Meski jumlah kasus ini menurun dibandingkan periode yang sama pada 2023, warga diminta tetap waspada serta melakukan upaya pencegahan. Anggit menjelaskan DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue.
Baca juga : Motor Vario Tak Dikenal Ditemukan di Sungai Dengkeng Trucuk Klaten
Upaya paling efektif untuk pencegahan yaitu rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Fogging atau pengasapan bukan cara tepat untuk memberantas nyamuk. Pasalnya, pengasapan tak menyasar jentik-jentik nyamuk yang ada di genangan-genangan air. Alhasil, nyamuk tetap muncul setelah pengasapan selesai.
Dinkes mendorong agar gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) terus dilakukan di rumah sendiri hingga ke lingkungan termasuk rumah kosong.
“Nyamuk Aedes aegypti itu suka di air bersih yang tidak langsung terkena tanah. Mungkin di bak penampungan rumah tinggal sudah bersih. Tetapi di rumah-rumah kosong ini yang bisa jadi ada genangan. Oleh karena itu, kami mendorong gerakan bersih-bersih secara rutin tetap dilakukan dari rumah sendiri, jalan, tempat umum, hingga rumah-rumah kosong,” kata Anggit.
Baca juga : Aktris Drakor Cha Chung Hwa Hamil Di Usia 43 Tahun, Berikut Risiko Kehamilan di Atas Usia 40 Tahun
Anggit mengimbau warga tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk rutin melakukan PSN hingga meningkatkan stamina. “Ketika demam lebih dari dua hari, alangkah baiknya segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan,” jelas dia.
Kepala Puskesmas Wedi, Wahyu Ciptadi, mengatakan di wilayah Wedi hingga saat ini tak ada kasus DBD. Upaya pencegahan selama ini sudah dilakukan melalui kegiatan rutin PSN. Kegiatan itu dilakukan kader juru pemantau jentik (Jumantik) di masing-masing wilayah.
“Secara rutin melakukan PSN dua kali dalam satu pekan,” kata Wahyu.