Klaten.co – Kawasan yang sekarang menjadi Alun-alun Klaten dan Masjid Raya Klaten yang berada di pusat kota Kabupaten Klaten ternyata dulunya terdapat benteng Belanda bernama Engelenburg.
Benteng Engelenburg tersebut dibongkar pada 1950-an tanpa diketahui jelas apa alasannya. Padahal, benteng tersebut memiliki nilai sejarah penting bagi wilayah Klaten.
Benteng tersebut dibangun sebagai simbol penengah konflik antara tiga pusat kekuasaan pecahan dari Kerajaan Mataram Islam.
Baca juga : Alasan Pelaku Pengedar Sabu Tinggalkan Mobil Pajero Sport di Sawah Delanggu Klaten
Ketiga pusat kekuasaan itu adalah Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran. Pendirian Benteng Engelenburg di Klaten dirundingkan oleh Nicolaus Engelhard, seorang elite Hindia Belanda pada 1802.
Perencana teknisnya Kapten HC Cornelius di bawah arahan dari Letnan Kolonel Karel von Wollzogen. Dibangun mulai 1804, pembangunan benteng tersebut selesai pada 1806. Menurut Encyclopaedie van Nederlandsch Indie (2de druk) 1918, benteng itu dilengkapi empat bastion dan diresmikan pada 1807.
Pada 1808, benteng diperbaiki, kemungkinan karena terdapat kerusakan akibat gempa bumi. Tahun–tahun berlalu hingga Klaten dipilih sebagai tempat kedudukan Pos Tundhan pada 12 Oktober 1840.
Lalu menjadi Kabupaten Gunung Polisi pada 5 Juni 1847 (berdasarkan Staatsblad No 30 tahun 1847, Staatsblad No 32 tahun 1854 dan Staatsblad No 209 tahun 1854) serta Kabupaten Pangreh Praja pada 12 Oktober 1918 (berdasarkan Rijksblad Surakarta, No 23 tahun 1918).
Balai Pengobatan
Sesudah tahun 1880, ada pergeseran dalam strategi pertahanan di Pulau Jawa. Guna menjaga pertahanan di daerah pedalaman, dipilihlah kota-kota garnizun pada tiap-tiap provinsi.
Malang di Jawa Timur, Magelang di Jawa Tengah, dan Bandung dengan garnizun di Cimahi untuk Jawa Barat. Pergeseran itu menyebabkan keberadaan Benteng Engelenbrug di Klaten tidak lagi difungsikan sepenuhnya untuk kepentingan militer Belanda.
Baca juga : Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Klaten, Berikut Syaratnya
Fungsi benteng itu sempat berubah menjadi rumah tahanan. Selanjutnya, 1890-an bangunan benteng itu difungsikan sebagai balai pengobatan penduduk setempat. Jasa pengobatan ini merupakan bantuan dari rumah tahanan kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan modern.
Dalam buku Geilustreerde Encyclopaedie van Nederlandsch Indie 1934 tulisan GFE Gongrijp disebutkan, “dulu iklim di klaten sangat sejuk dan menyehatkan. Dengan wilayah yang cukup luas, sangat ideal untuk perawatan kesehatan. Tahun 1807 telah berdiri benteng di sana. Sebelumnya, sekitar tahun 1890 belum ada tempat perawatan kesehatan. Sejak saat itulah diadakan kegiatan perawatan kesehatan terhadap penduduk bumiputera yang sakit melalui bidang bantuan penjara di benteng tersebut”.
Benteng Engelenburg kemudian dibongkar dan lahannya dipakai untuk membangun Masjid Raya Klaten. Mengutip visitklaten.com, masjid yang terletak di Jl Pemuda wilayah Tegalmulyo, Klaten Tengah, tersebut didirikan sekitar 1950.
Masjid berlantai dua itu berdiri di tengah keramaian pusat kota, dekat dengan alun-alun, Pasar Gedhe Klaten, Klaten Town Square, Gedung Sunan Pandanaran, dan Taman Kota Klaten.